Simak Lima Keutamaan Hari Jumat dalam Kitab Ihya Ulumuddin
MA’HADALYAL-TARMASI, PACITAN-Hari Jumat dikenal sebagai hari istimewa dalam Islam, disebut sebagai sayyidul ayyam atau pemimpin hari-hari lainnya. Posisi mulia hari ini tidak hanya dilihat dari aspek ibadah, tetapi juga dimensi sosial yang mempererat ukhuwah Islamiyah melalui pelaksanaan shalat Jum’at berjamaah. Imam Al-Ghazali dalam kitab Ihya’ Ulumiddin menggambarkan berbagai keutamaan hari ini, termasuk menjadikannya momentum penting bagi umat Muslim untuk meningkatkan spiritualitas dan ketakwaan.
- Hari yang Paling Mulia
Imam Al-Ghazali menjelaskan bahwa hari Jum’at adalah hari yang dipilih Allah sebagai hari paling agung. Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: إِنَّ يَوْمَ الْجُمُعَةِ سَيِّدُ الْأَيَّامِ وَأَعْظَمُهَا عِنْدَ اللَّهِ، وَهُوَ أَعْظَمُ عِنْدَ اللَّهِ مِنْ يَوْمِ الْأَضْحَى وَيَوْمِ الْفِطْرِ
“Hari Jum’at adalah pemimpin hari-hari dan yang paling agung di sisi Allah. Ia bahkan lebih agung di sisi Allah dibandingkan hari Idul Adha dan Idul Fitri.”
(Ihya’ Ulumiddin, Juz 1, Halaman 189)
Hadis ini menunjukkan betapa hari Jum’at memiliki keutamaan yang melebihi hari-hari besar lainnya dalam Islam.
- Waktu Mustajab untuk Berdoa
Hari Jum’at juga dikenal sebagai waktu mustajab untuk berdoa. Dalam Ihya’ Ulumiddin disebutkan:
إِنَّ فِي يَوْمِ الْجُمُعَةِ سَاعَةً لَا يُوَافِقُهَا عَبْدٌ مُسْلِمٌ وَهُوَ قَائِمٌ يُصَلِّي يَسْأَلُ اللَّهَ شَيْئًا إِلَّا أَعْطَاهُ إِيَّاهُ
“Sesungguhnya pada hari Jum’at terdapat satu waktu yang tidaklah seorang hamba Muslim mendapati waktu tersebut dalam keadaan berdiri shalat, lalu dia memohon sesuatu kepada Allah, kecuali Allah akan memberikannya.”
(Ihya’ Ulumiddin, Juz 1, Halaman 192)
Keistimewaan ini menjadi pengingat bagi umat Muslim untuk memperbanyak doa dan munajat kepada Allah SWT pada hari Jum’at.
- Pahala Khusus untuk Amalan Hari Jum’at
Imam Al-Ghazali menekankan pentingnya melakukan amalan-amalan khusus pada hari Jum’at, seperti mandi sunnah, mengenakan pakaian terbaik, dan memperbanyak shalawat kepada Nabi Muhammad.
مَنْ غَسَّلَ وَاغْتَسَلَ، وَبَكَّرَ وَابْتَكَرَ، وَمَشَى وَلَمْ يَرْكَبْ، وَدَنَا مِنَ الْإِمَامِ فَاسْتَمَعَ وَلَمْ يَلْغُ، كَانَ لَهُ بِكُلِّ خَطْوَةٍ عَمَلُ سَنَةٍ، أَجْرُ صِيَامِهَا وَقِيَامِهَا
“Barang siapa yang mandi, kemudian memandikan (anggota tubuhnya dengan sempurna), datang lebih awal ke masjid, berjalan kaki dan tidak berkendara, mendekat kepada imam, mendengar khotbah, dan tidak melakukan hal sia-sia, maka baginya setiap langkah mendapat pahala seperti puasa dan shalat malam selama setahun.”
(Ihya’ Ulumiddin, Juz 1, Halaman 194)
Amalan ini tidak hanya memperbesar pahala, tetapi juga menanamkan disiplin dan kesadaran dalam beribadah.
- Hari Penciptaan Adam dan Kiamat
Menurut Imam Al-Ghazali, hari Jum’at memiliki makna historis dan eskatologis, karena pada hari inilah Nabi Adam diciptakan, dimasukkan ke surga, dan dikeluarkan darinya. Hari Jum’at juga akan menjadi hari terjadinya kiamat.
خَيْرُ يَوْمٍ طَلَعَتْ فِيهِ الشَّمْسُ يَوْمُ الْجُمُعَةِ، فِيهِ خُلِقَ آدَمُ، وَفِيهِ أُدْخِلَ الْجَنَّةَ، وَفِيهِ أُخْرِجَ مِنْهَا، وَلَا تَقُومُ السَّاعَةُ إِلَّا فِي يَوْمِ الْجُمُعَةِ
“Hari terbaik di mana matahari terbit adalah hari Jum’at. Pada hari itu Adam diciptakan, dimasukkan ke surga, dikeluarkan darinya, dan hari Kiamat tidak akan terjadi kecuali pada hari Jum’at.”
(Ihya’ Ulumiddin, Juz 1, Halaman 191)
Peringatan ini mengingatkan umat Muslim untuk mempersiapkan diri menghadapi kehidupan akhirat.
- Pentingnya Membaca Surat Al-Kahfi
Salah satu amalan utama yang dianjurkan pada hari Jum’at adalah membaca surat Al-Kahfi.
مَنْ قَرَأَ سُورَةَ الْكَهْفِ فِي يَوْمِ الْجُمُعَةِ، أَضَاءَ لَهُ النُّورُ مَا بَيْنَ الْجُمُعَتَيْنِ
“Barang siapa membaca surat Al-Kahfi pada hari Jum’at, maka akan dipancarkan cahaya baginya antara dua Jum’at.”
(Ihya’ Ulumiddin, Juz 1, Halaman 193)
Membaca surat Al-Kahfi memberikan ketenangan dan menjadi pelindung dari fitnah Dajjal.
Hari Jumat bukan hanya hari biasa dalam Islam, tetapi sebuah momen untuk meningkatkan ibadah, memperkuat hubungan dengan Allah SWT, dan memperbaiki kualitas kehidupan spiritual. Sebagaimana diulas oleh Imam Al-Ghazali dalam kitab Ihya’ Ulumiddin, keutamaan hari ini mencakup aspek ibadah, sosial, dan eskatologis.
Dengan memanfaatkan hari Jumat untuk beribadah lebih optimal, umat Muslim dapat meneguhkan iman, memperkuat ukhuwah, dan meraih keberkahan dunia serta akhirat. Mari kita jadikan hari Jumat sebagai wujud nyata dari keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah SWT. (*)