Perkuat Nalar Bayani di Era Post-Truth, Ma’had Aly Al-Tarmasi Pacitan Hadirkan Dr Fahruddin Faiz

MAHADALY-ATTARMASI.AC.ID, PACITAN – Di tengah derasnya informasi yang berkejaran tanpa jeda, Ma’had Aly Al-Tarmasi Pacitan kembali menggelar forum intelektual berskala nasional, Senin (17/11/2025). Lewat sebuah webinar bertema “Nalar Bayani di Era Post-Truth: Mahasantri dan Tantangan Tafsir atas Realitas,” lembaga kaderisasi ulama satu ini berupaya mengajak publik menata ulang cara membaca dunia yang kian kabur batas faktanya.

Acara yang digelar via Zoom Meeting itu menghadirkan pemateri yang tidak kaleng-kaleng, Dr. Fahruddin Faiz, M.Ag, dosen Filsafat UIN Sunan Kalijaga.

Diskusi yang dipandu muhadir Ma’had Aly, Muhammad Amruddin Latif ini, sejak awal, atmosfer akademik terbentuk dengan tenang, jernih, namun tetap dialogis. Peserta, mulai dari mahasantri hingga masyarakat umum mengikutinya dengan intens.

Fahruddin Faiz menegaskan bahwa nalar bayani tidak sedang usang. Sebaliknya, ia masih menawarkan lensa kuat untuk membaca realitas terkini. Ia menyindir gejala menurunnya budaya literasi yang kini sering digantikan oleh kebiasaan “bertanya pada mesin.” Ketergantungan pada teknologi berbasis kecerdasan buatan, menurutnya, membuat nalar manusia berpotensi tumpul jika tidak diimbangi dengan kemampuan verifikasi dan berpikir runtut.

“Di era post-truth, informasi bergerak lebih cepat daripada kehati-hatian kita. Karena itu, kemampuan membaca secara benar tidak bisa ditawar,” ujar Faiz dalam pemaparannya.

Dalam sambutannya, Mudir Ma’had Aly Al-Tarmasi, KH. Luqman Al Hakim Haris Dimyathi, mengapresiasi kesediaan Dr Faiz hadir di tengah agenda yang padat. Ia berharap sang akademisi dapat kembali hadir mengampu materi lain pada kesempatan mendatang.

Diskusi berkembang interaktif. Peserta melontarkan sejumlah pertanyaan, mulai dari penerapan nalar bayani di ruang digital hingga tantangannya ketika realitas sosial terbentuk oleh algoritma. Setiap pertanyaan dijawab Dr Faiz dengan gaya khasnya yang lugas, mengalir, dan sesekali diselipi humor yang membuat suasana tidak kaku.

Webinar ditutup dengan harapan agar forum ini menjadi ruang perawatan nalar bagi mahasantri dan publik, sekaligus menghidupkan kembali semangat keilmuan Islam klasik yang tidak lekang dibenturkan dengan kecepatan zaman. Di era ketika fakta sering dilipat oleh opini, Ma’had Aly Al-Tarmasi mencoba menegakkan kembali fondasi berpikir pelan, jernih, dan bertanggung jawab. (*)

Jurnalis: Rani Afra F
Editor: Yusuf Arifai

Leave a Comment