Resmi Dilantik sebagai KRT, KH Luqman: Kita Rajut Hubungan Tremas dengan Keraton Surakarta Hadiningrat

MA’HADALYALTARMASI, PACITAN – Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat resmi melantik 250 tokoh, baik dari TNI, Polri, pejabat hingga para pimpinan pesantren. Salah satunya adalah KH Luqman Harits dengan gelar Kanjeng Raden Tumenggung Bupati Sepuh.

 

Ketua Lembaga Dewan Adat Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat, GRAy Koes Moertiyah menyampaikan, pelantikan atau wisuda pangkat tersebut diberikan kepada orang yang memiliki hubungan kerabat dan banyak berkontribusi terhadap kebesaran keraton.

 

“Wisuda ini akan menjadi kekuatan dan keberkahan bagi kita semua. Maka, saya mewakili Sentono Abdi Dalem sekali lagi mengucapkan terima kasih tak terhingga kepada hadirin yang mau bersama-sama menjaga kelestarian keraton,” jelasnya usai menyerahkan serat kekancingan di pendapa Keraton Surakarta.

 

Foto B: KH Luqman menunjukkan serat kekancingan tanda resmi dilantik sebagai abdi dalem bergelar KRT. (Foto: Yusuf Arifai)

Selain itu, menurut Pengasuh Pondok Tremas, KH Luqman Harits, jika hubungan keraton dengan Tremas sudah berlangsung sejak ratusan tahun lalu. Sehingga momentum kali ini ia nyatakan sebagai jalan silaturahmi.

 

“Saya atas nama pribadi, pengasuh dan Perguruan Islam Pondok Tremas, Pacitan. Pertama sangat bersyukur kepada Allah Swt yang telah mempertemukan kembali dengan keluarga Keraton Surakarta Hadiningrat ini. Intinya sebagai ajang merajut silaturahmi,” ucapnya.

 

KH Luqman menceritakan, nama Tremas dalam manuskrip Syeh Mahfudz At Turmusi tertulis sebagai Qoryah Solo. Bukti autentik lain bahwa Raden Mas Sudarmaji yang dimakamkan di Dusun Kulak memang utusan keraton.

 

“Tentu di dalam naskah akademik Syekh Mahfudz At Turmusi, bahwa Pacitan waktu itu ditulis Qoryah Solo. Ada sejarah bahwa Raden Mas Sudarmaji atau Mbah Ketok Jenggot itu utusan dari Keraton Surakarta sebagai cikal bakal Desa Tremas,” tuturnya.

Foto C: Penyerahan prasasti oleh GRAy Koes Moertiyah kepada KH Luqman Harits untuk dilekatkan di makam Mbah Ketok Jenggot Dusun Kulak, Desa Tremas. (Foto: Yusuf Arifai)

Terakhir, KH Luqman menegaskan, wisuda tersebut sebagai ajang silaturahmi sekaligus dalam rangka memperkuat 4 pilar NKRI dengan melestarikan adat.

 

“Ini menunjukkan Desa Tremas dan Pondok tidak bisa dipisahkan. Alhamdulillah Pak Kades dan perangkat bisa hadir di acara wisuda ini. Jadi dua dimensi tersebut adalah satu keluarga dari Keraton Surakarta Hadiningrat,” ucapnya.

 

Sebagai informasi, dalam waktu dekat beberapa pesantren akan diajak silaturahmi ke Keraton Surakarta Hadiningrat. (*)

Leave a Comment