“Alhamdulillah, sekarang Ma’had Aly sudah terdaftar dalam SSCASN dan juga terdaftar dalam PPPK yang mana didalamnya, nama sudah terdaftar,” katanya saat sambutan
Melalui artikelnya, ia membahas satu pemikiran tokoh yang hadir dari kalangan pesantren, ulama asal Tremas, salah satu nama desa di Pacitan, Jawa Timur yang keilmuan dan karya-karyanya menjadi rujukan ulama dalam maupun luar negeri.
“Saya atas nama pribadi, pengasuh dan Perguruan Islam Pondok Tremas, Pacitan. Pertama sangat bersyukur kepada Allah Swt yang telah mempertemukan kembali dengan keluarga Keraton Surakarta Hadiningrat ini. Intinya sebagai ajang merajut silaturahmi,” ucapnya
“Untuk mencetak jurnalis muda, ngaji medsos 2 ini akan kami pantau untuk melihat perkembangan skill menulis para Mahasantri,” kata Yusuf Arifai.
semoga kedepan juga menginspirasi para santri untuk lebih memeperluas cara dakwah dengan karya
Eko Wahid menyebutkan, ada tiga program wajib yang harus dilakukan para mahasantri saat pengabdian di masyarakat.
KH Fuad menuturkan, Desa Tremas tak terlepas dari peran Pondok Tremas yang menyatu dengan masyarakat.
“Jadi pada intinya setiap keilmuan Islam dasarnya dari ilmu kalam dan tauhid. Secara argumentasi harus bisa membuktikan eksistensi keberadaan Allah SWT. Tapi kita dituntut menjelaskan secara logika,” terangnya.
Sebagai informasi, Harlah ke-14 Ma’had Aly tahun ini mengusung tema besar “Ma’had Aly Al-Tarmasi Never Dies”. Adapun harapan dari tema ini selaras dengan eksistensi Ma’had Aly Al-Tarmasi yang tidak pernah surut menghadapi tantangan zaman.
Kami berharap kepada Mendikbud agar segera mengeluarkan pernyataan secara lisan atau tertulis mengenai legalitas ijazah Ma’had Aly dan hak lulusan Ma’had Aly bisa berkompetisi menjadi guru PAI d lingkungan sekolah. Sesuai Surat Edaran Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan No 1460/B.B1/GT.02.01/2021